Puisi Cinta Romantis yang Indah berisi tentang Cerita Nyata yang akan membuat kita terinsfirasi dan termotipasi dan juga berisi puisi cinta yang Romantis kami berikan dari berbagai sumber.

Kumpulan Puisi Tetang Hari Pramuka (14 Agustus)

Puisi Tetang Hari Pramuka (14 Agustus). -Mendengar kata pramuka tentunya dibenak kita terbayang dengan baju coklat dengan ikat pinggang, tali, pisau dan baret yang diikat dikepala. Dimulai dari kita masuk sekolah dasar sampai tingkat menengah atas, bahkan di tingakat universiatas pun ada. Berbagai kegiatan dilakukan mulai dari melati kedisiplinan, melatih kekompakan, persaudaraan serta bakat kita sebagai anak bangsa.

Kata pramuka itu sendiri merupakan singkatan dari Praja Muda Karana ( Jiwa Muda yang suka berkarya). Dengan identitas baju coklat dan simbol tunas kelapa untuk pramuka Indonesia. Semua orang tentunya mengenal kegiatan ini, karena memang kegiatan pramuka ini merupakan kegiatan wajib disekolah- sekolah.

Pada tanggal 20 Mei 1961 Presiden Repulik Indonesia menandatangani keputusan presiden Nomor 238 Tahun 1961. Dengan ini maka seluruh kumpulan muda-mudi Indonesia berkumpul menjadi satu dengan sebutan Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana (Gerakan Pramuka)

Kemudian pada tanggal 14 Agustus 1961, Presiden Sukarno menyerahkan panji-panji gerakan pramuka kepada Sri Sultan Hamengkubuono IX sebagai ketua pertama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Nah ditanggal 14 inilah yang kemudian diperingati menjadi hari pramuka.

Dengan tujuan menciptakan bangsa yang berkarakter serta bermartabat dan meningkatkan kembali pada tujuan dan fungsi gerakan pemuda untuk kemajuan bangsa ini, serta dapat lahir tunas-tunas bangsa yang berguna diberbagai sisi kehidupan, sesuai dengan simbol Tunas Kelpa.

Inilah Puisi Hari Pramuka

Nah untuk itu kami akan memberikan berbagai puisi hari pramuka untuk kalian semua dalam memperingati hari Pramuka ini. Langsung saja simak dibawah ini.

SATYAKU  KUDARMAKAN, DARMAKU KUBAKTIKAN

                                                                               KARYA : THANIL. ABU

Wahai sahabatku,    !
Ingatlah ,di dalam tubuh itu ada gumpalan darah.Bila darah itu baik, baiklah semua jasad dan kelakuan manusia.Bila darah itu buruk, maka buruklah semua . Ingat itu adalah hatimu.

Kami adalah benih, yang siap disemaikan di ladang harapan.Kami adalah hujan, yang dapat menyuburkan sekuntum harapan.Kami adalah mentari, yang dapat menghangatkan badan-badan yang lemah. Kami adalah guntur, yang dapat mengelegar diangkasa raya.

Aku pramuka indonesia   !
Tiada yang utama dari ponolong yang lemah. Menegakan kebenaran tanpa ada koponggahan.Bertanggung  jawab ,karena sadar bahwa kehormatan itu suci.
Jika tunas-tunas muda, tak lagi menjadi daun. Jika doa-doa tak lagi berharap. Jika asa tak lagi menjadi  damba. Kita adalah jiwa-jiwa pemersatu bangsa.

Pramuka indonesia  !

Jangan jatuhkan, bila gelas-gelas itu telah retak. Namun simpanlah dan carilah perekatnya.Karena kita berdiri dinegeri perdamaian.Tiada sifat yang paling buruk,kecuali manusia pelanggar janji.

Tiada kejam dan kemurkaan  yang amat sangat.  Kecuali manusia,yang minum darah saudaranya sendiri. Tiada kemunafikan yang paling buruk,kecuali orang yang tak berpendirian.Tak ada siksa yang paling kejam,kecuali  bagi kita yang tak berterimah kasih atas rahmatNya.Tuhan Yang Maha Esa. Hanya  sebaid darmaku,
kusembahkan padaMu.

Lilin-lilin kecil telah padam,Tak lagi menyinari malam. Hanya bayang semu membias kerintis  jalan.Menapaki kaki-kaki yang bijak. Kita berkumpul untuk bersatu,bersaudara,bekerja, saling ingatkan dari dosa. Inilah sabda alamku.
Jayalah selalu, Pramuka Indonesia.                

PENGGALANG YANG GAGAH

                                                     KARYA : THANIL. ABU

Dulu.... aku siaga
Sekarang aku penggalag
Kupakai seragam pramuka
Aku nampak gagah

Kacuku berwarna merah putih
Bajuku berwarna coklat muda
Celanaku berwarna coklat tua
Oh..... alangkah gagahnya penampilanku

Sangkur  dipinggang kiri, tali dipinggang kanan
Baretku yang tegak, setegak hati anak pramuka
Kubawa tongkat  berjalan dengan tegap, benyanyi dengan riang
Aku pramuka penggalang.

Bunyi langkahku, seirama dengan nada simponimu
Lambaian tanganku, sesahdu bisikanmu
Tiupan sumpritanku, bagai serunai anak gembala
Membawa damai sang pengabdi alam.

HIDUP ADALAH PERJUANGAN

                                                                              KARYA : THANIL. ABU

Kuberjalan melintasi rintis yang sempit
Membawa  seuntai kasih,dalam bayang kehidupan
Nuansa alam menyibak penggaggas jiwa petualangku
Menambah suasana hati riang,dalam keterpurukan batin
Yang menyibak secuil dendam.

Deru suara kenderaan yang memekikan telinga,
 mengajariku betapa derasnya Ombak kehidupan.
Serunai anak gembala mengalun tanpa ada nada yang sumbang,
mengigatkanku Betapa beriramanya  lagu kesdihan
Alur hidup manusia dalam tangan sang pencipta. Bagai roda pedati  berputar
Kadang diatas, kadang dibawah.
Laba-laba tak lagi membuat jaring seindah kolopak bunga mawar
Jangrik tak lagi bernyanyi, semerdu alunanan tembang semusim
Semua.....................kosong...................hampa................tak berdaya

Kutebas semua dendam untuk mencari sebuah arti kemenangan
Dalam renungan malam untuk membawa mimpi menjadi kenyataan
Kakiku tak berhenti walaupun lelah menghuyung nadi-nadi persendianku
Tubuh ini terus merambah walau langkah terseok dan kaku
Kuberjalan dalam tubuh yang sompoyongan
Untuk menggapai sebuah arti kehidupan

TAPAK KAKI YANG BIJAK

 KARYA : THANIL. ABU

Kami yang berjalan diatas kerikil tajam,
dibawah terik mentari  dengan tubuh Yang terkulai
Kami yang menyapa dengan lembut dan haru,dalam dekapan  dentuman meriammu
Sebagai prajurit satria yang hanyut dalam kelam
Sebagai bakti kami kepadamu, Pahlawan ibu pertiwi
Kelelahan yang kami rasakan  hanyalah segelintir pengorbananmu
Langkah  yang gontai sebagai pengganti  jasadmu,
yang pupus dalam medan Perjuangan
Andaikan aku masih dapat menjabat tanganmu
Andaikan  aku masih dapat melihat wajahmu
Akan kutunjukan keberanian  anak negrimu
Dalam  suara memborondong meriam, kau tetap mengancung bambu runcingmu
Diantara satu melawan seribu
Maju.... sekali maju pantang mundur kau surut....
Kau tak pernah mengeluh, kau tak pernah merengek
Segeggam harapan kepuasan dalam kemenagan
Berkobar dalam dada sang prajurut negri
Untuk mengibarkan bendera kemerdekaan
Walaupun kamu tlah tiada, sinar dan harapan masih terlintas dalam benak
Setiap anak negri ini, bak melati teruntai dalam kalung keabadian , Gemerlap dalam gelapnya malam. Kau pahlawanku !
Semangat perjuanganmu   menjadi tiru anak bangsa. Di persada tanah leluhur
Kami yang tinggal meneruskan perjuanganmu, berhati baja,
berjiwa satria. Diantara tapak kaki kami yang bijak.


 Itulah puisi Hari Pramuka yang dapat kami informasikan semoga bermanfaat untuk kita semua..
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Kumpulan Puisi Tetang Hari Pramuka (14 Agustus)

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.